Sunday, December 20, 2009

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN PNEUMONIA

A. PENGERTIAN

Pneumonia merupakan infeksi akut dari ruang alveoli paru. Dapat melibatkan seluruh lobus (pneumonia lobaris) atau lebih berbercak (lobuler). Jika terbatas pada alveoli yang berdampingan dengan bronchi disebut bronkopncumonia. (Sacharin, R.M. 1996).

Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomis pneumonia anak dibedakan menjadi pneumonia lobaris, pneumonia interstisialis, dan bronkopneumonia. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000).

Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenkim paru yang terjadi pada anak. (Suriadi, 2001)

Bronkopneumonia adalah peradangan parenkim paru berupa bercak-bercak tersebar mengelilingi dan mengenai bronkus bilateral. Menurut WHO pneumonia dibedakan menjadi :

Pneumonia sangal berat: bila ada sianosis sentral dan tidak sanggup minum, harus dirawat di RS.

Pneumonia berat: bila ada retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, harus dirawat di RS dan diberi antibiotic.

3. Pneumonia: bila tidak ada retraksi, tetapi napas cepat:

Ø 60 x /menit pada bayi <>

Ø > 50 x /menit pada anak 2 bulan

Ø > 40 x /menit padu anak 1 - 5 tahun

Tidak perlu dirawat cukup diberi antibiotik oral.

4. Bahan kimia: Aspirasi (cairan amnion, makanan, cairan lambung, susu), bahan kimia (minyak tanah- bensin)

(Kapita Selekta Kedokteran, 2000).

B. PATOFISIOLOGI

Bakteri penyehab terisap ke paru-paru melalui saluran napas menyebabkan reaksi jaringan berupa edema, yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya sebukan sel PMN (Polimorfonuklear), fibrin, eritrosit cairan edema dan kuman ke alveoli. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000)

Mikroorganisme masuk melalui hidung atau rnulut kemudian ke trakea dan bronkus menyebabkan sekret meningkat dan terjadi sarang infiltrat tersebar. Pada anak, bronkopneumonia lebih sering terjadi daripada pneumonia lobaris. (Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak RSUD Wales, 2001).

Banyak kasus pneumonia di dahului suatu infeksi pernapasan bagian atas. Pada bayi dan anak kemungkinan terdapat konvulsi. Suhu tubuh meningkat dengan cepat dengan pernapasan dangkal, cepat dan nadi meningkat. Batuk biasanya kering dan sangat mengganggu. Kemungkinan terdapat juga ganggua gastrointestinal. Seringkali ditemukan sianosis dan berhubungan erat dengan keterlibatan paru-paru. (Sacharin, R.M, 1996).

C. MANIFESTASI KLINIK

1. Manifestasi nonspesifik infeksi dan loksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah, malaise, anoreksia, keluhan gastrointestinal.

2. Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipneu, ekspektorasi sputum, cuping hidung, sesak napas, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada.

3. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas) perkusi pekak. fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronkhi.

4. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak dada tertinggal di daerah efusi, karena iritasi pleura, kaku kuduk/ meningismus (iritasi meningin tanpa inflamasi), nyeri abdomen (kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragrna pada pneumonia lobus kanan bawah).

5. Tanda infeksi ekstrapulmonal

(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)

D. Komplikasi

Meningitis

Encepalitis

Perikarditis

Otitis Media

Abses kulit

Sinusitis

Sepsis

Atelektasis

Syok

Gagal nafas

Pneumotorak


(Kapita Selekta Kedokleran, 2000)

E. PENATALAKSANAAN

1. Keperawatan

a. Membersihkan jalan nafas

b. Memberikan oksigen

c. Fisioterapi dada

d. Posturnal drainase

e. Resusitasi paru

f. Memenuhi kebutuhan nutrisi (diet TKTP) dan cairan

2. Medis

a. Antibiotik (selama 5-10 hari) :

- Ampisilin 100 mg/kg BB/hari, 3-4 kali sehari

- Penisilin Prokain 50-100.000 unit/hari

- Kombinasi Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dengan Kloramfenicol 50-100 mg/Kg BB/hari , 3-4 kali sehari (unluk anak umur > 2 bulan)

- Kombinasi Ampisilin 100 mg/Kg BB/hari dengan Gentamisin 5 mg/kg BB/hari, 2 kali sehari (untuk anak <>

b. Infuse

c. Fisioterapi dada

d. Oksigenasi

e. Terapi inhalasi

F. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas

b. Riwayat Kesehatan :

1) Keluhan utama : batuk, pilek, demam, sesak napas, gelisah

2) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit)

3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien): sesak napas, batuk lama, TBC, alergi

4) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetic atau tidak) : sesak napas, batuk lama, TBC, alergi.

5) Riwayat imunisasi: BCG

6) Riwayat tumbuh kembang

c. Pemeriksaan persisiem :

1) Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status gizi (BD, TB)

2) Sistem persepsi sensori :

a) Sistem persyarafan: kesadaran, iritabel, kaku kuduk, kejang.

b) Sistem pernafasan: kusmau1, sianosis, pernapasan, cuping hidung, takipneu, ronkhi, produksi secret meningkat

c) Sistem kardiovaskuler: takikardi, nyeri dada, nadi lemah dan cepat, kapilary refill lambat, akral hangat/ dingin, sianosis perifer

d) Sistem gastrointestinal: kadang diare

e) Sistem integumen: sianosis, bibir kering

f) Sistem perkemihan: bak 6 jam terakhir, oliguria/ anuria

g) Sistem muskuloskeletal: tonus otot menurun, lemah secara umum

d. Pola Fungsi Kesehatan

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan: kebiasaan bab di WC/ sungai/ kebun, personal hygiene ?, sanitasi ? Keluarga perokok ?

2) Pola nutrisi dan metabolisme: anoreksia, mual, muntah, makanan teakhir yang dimakan, alergi, baru saja ganti susu, salah makan, makan berlebihan efek samping obat.

3) Pola eleminasi: bak terakhir, oliguria/ anuri

4) Pola aktifitas dan latihan

5) Pola tidur dan istirahat: susah lidur

6) Pola kognitil dan perseptual

7) Pola toleransi dan koping stress

8) Pola nilai dan keyakinan

9) Pola hubungan dan peran

10) Pola seksual dan reproduksi

11) Pola persepsi diri dan konsep diri

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perubaban membrane alveoler

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat

4. Resiko kebutuhan cairan kurang b.d intake inadekuat, hipertermi

5. Hipertermi b.d peningkatan metabolisme, proses inflamasi

6. Resiko aspirasi b.d akumulasi secret ditrakheobronkheal, sesak nafas

7. Defisit self care b.d kelemahan, kelelahan

8. Takut b.d hospitalisasi, tindakan invasive, terapi inhalasi

H. DISCHARGE PLANNING

1. Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat

a. Dosis, rute dan waktu yang cocok dan menyelesaikan dosis seluruhnya

b. Efek samping

c. Respon anak

2. Berikan informasi pada orang tua tentang cara-cara pengendalian infeksi serta cara pencegahannya

a. Hindari pemajanan kontak infeksius

b. Ikuti jadwal imunisasi

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer. dkk, Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI Jakarta. 2000

Budi Santosa, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Prima Medika

Helen Lewer, Learning to Care- 0:1 The Paediatric Ward : terjemahan, EGC Jakarta,1996

Joanne C. McCJoskey, Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby-Year Book, 1996

Judith M. Wilkinson, Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Intervention and NOC Outcomes, Upper Saddle River, New Jersey, 2005

Joyce Engel, Pocket Guide to Pediatric Assessment: terjemahan, EGC, 1998

Marion Johnson, Nursing Outcomes Classification (NOC), Mosby-Year Book, 2000

Suriadi. Asuhan Keperawatan pada Anak. CV Agung Seto. Jakarta. 2001.

No comments:

Post a Comment