Sunday, December 20, 2009

Makalah Sosiologi Antropologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan visi pembangunan kesehatan lingkungan dapat diwujudkannya masyarakat dan lingkungan sehat. Dan tiap pemerintah kota terus berusaha untuk mengingatkan kualitas lingkungan bagi warganya dengan visi tersebut. Pada masa yang akan datang. Terwujud lingkungan yang bebas dari polusi. Tersedianya air bersih sanitasi lingkungan yang memadai. Terutama dari pemukiman yang sehat. Perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat saling tolong menolong dengan memelihara nilai budaya.

Upaya untuk meningkatkan kualitas manusia tetap menjadi perhatian utama pemerintah. Sumber daya manusia ( SDM ) merupakan subjek sekaligus objek pemerintah sumber daya manusia sejak kandungan objek pembangunan. Mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak kandungan hingga akhir hayat, dari situ kita harus mengetahui konsep air limbah.

Air digunakan berbagai keperluan ( mandi, mencuci, membersihkan alat). Dan air tersebut fungsinya turun jadi air bekas ( tercemar )sehingga air tersebut dibuang dan disingkirkan dari kehidupan manusia. Jika air tersebut dibuang kea lam maka akan mencemari kelestarian alam dan menyulitkan kehidupan manusia sendiri. Jumlah air bersih menjadi berkurang, oleh sebab itu perlu pengolahan air limbah.

B. Perumusan Masalah

1. Apa dampak atau efek air limbah ?

2. Apa yang dimaksud air limbah?

3. Apa pengaruh pencemaran air ?

4. Jelaskan bagaimana cara penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran air dan pengolahan limbah.

C. Tujuan

1. Tidak mencemari lingkungan

2. Tidak mendatangkan penyakit bagi manusia

3. Dapat di manfatkan kembali bagi manusia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Air Limbah

Air yang tidak bersih / mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan. Lazimnya muncul akibat hasil perbuatan manusia ( termasuk industrilisasi ). Sisa air yang dibuang berasal dari rumah tangga, industri, maupun tempat umum lainnya. Dan pada umumnya mengandung bahan-bahan / zat-zat yang dapat membahayakan bagi manusia serta menganggu lingkungan hidup.

Kombinasi dari aliran sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran atau industry bersama-sama dengan air tanah. Air perumahan dan air hujan yang mungkin ada ( haryoto kusno putranto. 1985).jdi air buangan : air yang tersisa dari kegiatan manusia baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan air seperti industri, perhotelan dan sebagainya

B. Sumber Air Limbah


1. Air limbah rumah tangga (domestic wastes water) adalah air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.

Petunjuk pada umumnya air limbah ini terjadi dari eksreta (tinja dan air seni). Air bekas cucian dapur dan kamar

mandi (terdiri dari bahan-bahan organic) yang berasal dari sumber lain seperti air hujan yang bercampur dengan air comberan dan sebagainya.

2. Air buangan industry (industial wastes water) berasal dari berbagai jenis industry akibat proses produksi.

Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industry. Misalnya nitrogen, sulfida, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut dan lain-lain

3. Dari perusahaan (comersial waste) air buangan yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat ibadah dan lain-lain. Zat-zat yang terkandung di dalam jenis air limbah ini umumnya sama dengan air limbah rumah tangga.

C. Karakteristik Air Limbah

1. Karakteristik fisik

Sebagian besar terdiri dari sebagian kecil bahan-bahan padat asubspers terutama air limbah rumah tangga seperti sabun, sedikit berbau, kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna, bekas cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja dan lain-lain.

2. Karakteristik kimiawi

Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih, bermacam-macam zat organic berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya.

3. Karakteristik bakteriologis

Kandungan bakteri pathogen serta organism golongan coli terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.

D. Dampak/ Efek Air Limbah

Menimbulkan gangguan lingkungan dan kesehatan menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit terutama kolera, typus abdominaks, disentri baciler, menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme pathogen, menjadi tempat-tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup larva nyamuk. Menurunkan kualitas badan air dan sebagainya. Sebagai contoh menurunkan kadar oksigen terlarut, air menjadi berbau dan rasa tidak enak menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan hidup lainnya mengurangi produktifitas manusia karena orang bekerja dengan tidak nyaman dan lain-lain.

§ Air angkasa mengandung zat-zat yang ada di udara

§ Sedikit mengandung mineral

Contoh, air hujan, air salju, air es, air hujan di gunung yang tidak ada air selain air hujan.

§ Dari segi bakteriologis lebih bersih dapat air sungai dan lain-lain.

§ Bahanya tergantung dari kandungan mineralnya

Contoh, kurang flour (karies gigi), Yoduum (gondok), kalsium (gangguan tulang).

E. Pencemaran Limbah Padat

Pencemaran lingkungan yang ditimbulkan limbah padat kemungkinan adalah timbulnya gas beracun, di antaranya asam sulfida, amoniak methan, CO2, CO. Limbah dari berbagai macam bentuk dan jenis bertumpuk pada satu tempat mengakibatkan terjadinya pembusukan dengan bantuan mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau ganti-berganti, proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob maupun anerob menimbulkan gas.

F. Penurunan Kualitas Udara

Pengaruh terhadap kualitas udara akibat timbulnya gas hasil reaksi kimia dalam timbunan limbah. Gas seperti H2S, NH3, methane akan terkonsentrasi di udara dengan nilai tartentu. Dalam konsentrasi 50 ppm H2S membuat mabuk dan pusing. Konsentrasi H2S yang diizinkan 30 mg per meter kubik udara. Karbon monoksida (CO) berasal dari sisa pembakaran yang tidak sempurna. Nilai ambang batas CO 100 ppm =110 mg per meterkubik udara. Amoniak yang berupa gas pada suhu dan tekanan normal mempunyai nilai ambang batas 35 mg per meter kubik udara. Serat asbestos, hidrokarbon, fenol, natrium sulfida, oksida logam dari pembakaran, seng, oksida, SO2 yang berasal dari bahan padat merupakan racun bagi manusia.

G. Penurunan Kualitas Air

Buangan jenis padat berupa lumpur, buburan dengan tidak disadari dibuang bersama air limbah. Demikian juga bentuk padatan lain yang tidak ekonomis dibuang langsung keperairan. Padatan tersebut dalam air dipecah dan berurai menjadi bahan pencemar lain seperti padatan larut, padatan mengendap dan zat organik lain. Kekeruhan air, warna dan rasa air berubah. Air menjadi beracun akibat limbah padat tersebut.

H. Kerusakan Permukaan Tanah

Timbunan sampah menghasilkan gas nitrogen, hidrogen,amoniak dan asam sulfida. Adanya zat merkuri, chrom dan arsen menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan,merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun dalam areal permukaan tanah, menjadi racun

1. Sumber dan Macam Bahan Pencemar Air

Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai macam zat atau kondisi (misal Panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu.

Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci).

a. Sumber penyebab terjadinya Pencemaran Air

Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain apabila air terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lembah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang dilaluinya.

b. Bahan Pencemar air

Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:

1) Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampah-sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi. C, H, S, N, + O2 CO2 + H2O + H2S + NO + NO2 Senyawa organic.

2) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.

3) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.

4) Bahan pencemar organic yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa organic berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.

5) Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organism dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air.

6) Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya. Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.

7) Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.

Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:

1) Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.

2) Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)

3) Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.

4) Bahan pencemar berupa zat radioaktif

5) Bahan pencemar berupa panas

Parameter dan standar kualitas aiTelah Anda ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar apabila mengandung bahan pencemar yang dapat mengganggu kesejahteraan makhluk hidup (hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan) dan lingkungan.

Akan tetapi air yang mengandung bahan pencemar tertentu dikatakan tercemar untuk keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan rumah tangga belum tentu dapat dikatakan tercemar untuk keperluan lain.

Dengan demikian standar kualitas air untuk setiap keperluan akan berbeda, bergantung pada penggunaan air tersebut, untuk keperluan rumah tangga berbeda dengan standar kualitas air untuk keperluan lain seperti untuk keperluan pertanian, irigasi, pembangkit tenaga listrik dan keperluan industri. Dengan demikian tentunya parameter yang digunakan pun akan berbeda pula.

Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan pencemar yang mungkin ada, antara lain dapat dilihat dari:

1) warna, bau, dan/ atau rasa dari air.

2) Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya logam-logam berat).

3) Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air (misal CHC13, fenol, pestisida, hidrokarbon).

4) Keradioaktifan missal sinar β.

5) Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi).

2. Pengaruh Pencemaran Air terhadap Kehidupan Akuatik, Hewan dan Tumbuh-tumbuhan Darat dan Tubuh Manusia

Pengaruh pencemaran air terhadap kehidupan akuatik

Banyak macam makhluk yang hidup dalam air antara lain bermacam-macam ikan, buaya, penyu, katak, mikroorganisme, ganggang, tanaman air dan lumut. Kesemuanya termasuk dalam kehidupan akuatik.

Apabila sumber air tempat kehidupan akuatik tercemar, maka siklus makanan dalam air terganggu dan ekosistem air/kehidupan akuatik akan terganggu pula. Misal organisme yang kecil/lemah seperti plankton banyak yang mati karena banyak keracunan bahan tercemar, ikan-ikan kecil pemakan plankton banyak yang mati karena kekurangan makanan, demikian pula ikan-ikan yang lebih besar pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan makanan akan mati.

Kehidupan akuatik dapat pula terganggu karena:

a) Perairan kekurangan kadar oksigen atau sinar matahari yang disebabkan air menjadi keruh oleh pencemaran tanah/ lumpur.

b) Permukaan perairan tertutup oleh lapisan bahan pencemar minyak atau busa deterjen, sehingga sinar matahari dan oksigen yang diperlukan untuk kehidupan akuatik tidak dapat menembus permukaan air masuk ke dalam air.

c) Berkurang/ habisnya kadar oksigen dalam proses pengairan bahan pencemar senyawa organik.

d) Permukaan air tertutup oleh tanaman air seperti enceng gondo sebagai bahan pencemar yang tumbuh subur oleh adanya bahan pencemar berupa makanan penyubur tanaman seperti senyawa-senyawa fosfat, nitrat.

e) Peningkatan suhu air karena adanya bahan pencemar panas dari industri-industri yang menggunakan air sebagai pendingin, atau sebagai air bangunan dari pembangkit tenaga listrik.

3. Pengaruh pencemaran air terhadap hewan, tumbuh-tumbuhan dan tubuh manusia

Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn).

Ada juga yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2 dan SOS), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke dalam pencernaan atau melalui kulit.

Bahan pencemar unsur-unsur di atas terdapat dalam air di alam ataupun dalam air limbah. Walaupun unsur-unsur diatas dalam jumlah kecil esensial/diperlukan dalam makanan hewan maupun tumbuh-tumbuhan, akan tetapi apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun, contoh tembaga (Cu), seng (Zn) dan selenium (Se) dan molibdium esensial untuk tanaman tetapi bersifat racun untuk hewan.

Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia. Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia. Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh dapat meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi lagi dan dapat menyebabkan kesehatan terganggu bahkan dapat sampai meninggal.

Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas ada juga bahan pencemar berupa bibit penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacarn-macam penyakit kulit. Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai dari buangan air rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau kotoran hewan.

4. Penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran air dan pengolahan limbah

Penanggulangan terjadinya pencemaran air

Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai danau ataupun ke dalam selokan.

Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.

Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil.

Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.

Pengolahan limbah

Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.

Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.

BAB III

PENUTUP

Demikian makalah ini kami susun, dan kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna maka dari itu mohon saran dan kritik yang dapat membangun dari pembaca.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan terdaoat kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum. Mudah-mudahan makalah ini dapat dimanfaatkan khususnya bagi pribadi saya dan pembaca pada umumnya.

A. Kesimpulan

Untuk meningkatkan terwujudnya lingkungan sehat, masyarakat dan pemerintah harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat. Dengan itu harapan yang akan dating kita akan dalam keadaan sehat, sejahtera, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, dan tersedianya air bersih, senantiasa lingkungan yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google. “kesehatan lingkungan”

http://bapeda.kotapekalongan.go.id.

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN PNEUMONIA

A. PENGERTIAN

Pneumonia merupakan infeksi akut dari ruang alveoli paru. Dapat melibatkan seluruh lobus (pneumonia lobaris) atau lebih berbercak (lobuler). Jika terbatas pada alveoli yang berdampingan dengan bronchi disebut bronkopncumonia. (Sacharin, R.M. 1996).

Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomis pneumonia anak dibedakan menjadi pneumonia lobaris, pneumonia interstisialis, dan bronkopneumonia. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000).

Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenkim paru yang terjadi pada anak. (Suriadi, 2001)

Bronkopneumonia adalah peradangan parenkim paru berupa bercak-bercak tersebar mengelilingi dan mengenai bronkus bilateral. Menurut WHO pneumonia dibedakan menjadi :

Pneumonia sangal berat: bila ada sianosis sentral dan tidak sanggup minum, harus dirawat di RS.

Pneumonia berat: bila ada retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, harus dirawat di RS dan diberi antibiotic.

3. Pneumonia: bila tidak ada retraksi, tetapi napas cepat:

Ø 60 x /menit pada bayi <>

Ø > 50 x /menit pada anak 2 bulan

Ø > 40 x /menit padu anak 1 - 5 tahun

Tidak perlu dirawat cukup diberi antibiotik oral.

4. Bahan kimia: Aspirasi (cairan amnion, makanan, cairan lambung, susu), bahan kimia (minyak tanah- bensin)

(Kapita Selekta Kedokteran, 2000).

B. PATOFISIOLOGI

Bakteri penyehab terisap ke paru-paru melalui saluran napas menyebabkan reaksi jaringan berupa edema, yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya sebukan sel PMN (Polimorfonuklear), fibrin, eritrosit cairan edema dan kuman ke alveoli. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000)

Mikroorganisme masuk melalui hidung atau rnulut kemudian ke trakea dan bronkus menyebabkan sekret meningkat dan terjadi sarang infiltrat tersebar. Pada anak, bronkopneumonia lebih sering terjadi daripada pneumonia lobaris. (Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak RSUD Wales, 2001).

Banyak kasus pneumonia di dahului suatu infeksi pernapasan bagian atas. Pada bayi dan anak kemungkinan terdapat konvulsi. Suhu tubuh meningkat dengan cepat dengan pernapasan dangkal, cepat dan nadi meningkat. Batuk biasanya kering dan sangat mengganggu. Kemungkinan terdapat juga ganggua gastrointestinal. Seringkali ditemukan sianosis dan berhubungan erat dengan keterlibatan paru-paru. (Sacharin, R.M, 1996).

C. MANIFESTASI KLINIK

1. Manifestasi nonspesifik infeksi dan loksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah, malaise, anoreksia, keluhan gastrointestinal.

2. Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipneu, ekspektorasi sputum, cuping hidung, sesak napas, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada.

3. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas) perkusi pekak. fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronkhi.

4. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak dada tertinggal di daerah efusi, karena iritasi pleura, kaku kuduk/ meningismus (iritasi meningin tanpa inflamasi), nyeri abdomen (kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragrna pada pneumonia lobus kanan bawah).

5. Tanda infeksi ekstrapulmonal

(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)

D. Komplikasi

Meningitis

Encepalitis

Perikarditis

Otitis Media

Abses kulit

Sinusitis

Sepsis

Atelektasis

Syok

Gagal nafas

Pneumotorak


(Kapita Selekta Kedokleran, 2000)

E. PENATALAKSANAAN

1. Keperawatan

a. Membersihkan jalan nafas

b. Memberikan oksigen

c. Fisioterapi dada

d. Posturnal drainase

e. Resusitasi paru

f. Memenuhi kebutuhan nutrisi (diet TKTP) dan cairan

2. Medis

a. Antibiotik (selama 5-10 hari) :

- Ampisilin 100 mg/kg BB/hari, 3-4 kali sehari

- Penisilin Prokain 50-100.000 unit/hari

- Kombinasi Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dengan Kloramfenicol 50-100 mg/Kg BB/hari , 3-4 kali sehari (unluk anak umur > 2 bulan)

- Kombinasi Ampisilin 100 mg/Kg BB/hari dengan Gentamisin 5 mg/kg BB/hari, 2 kali sehari (untuk anak <>

b. Infuse

c. Fisioterapi dada

d. Oksigenasi

e. Terapi inhalasi

F. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas

b. Riwayat Kesehatan :

1) Keluhan utama : batuk, pilek, demam, sesak napas, gelisah

2) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit)

3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien): sesak napas, batuk lama, TBC, alergi

4) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetic atau tidak) : sesak napas, batuk lama, TBC, alergi.

5) Riwayat imunisasi: BCG

6) Riwayat tumbuh kembang

c. Pemeriksaan persisiem :

1) Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status gizi (BD, TB)

2) Sistem persepsi sensori :

a) Sistem persyarafan: kesadaran, iritabel, kaku kuduk, kejang.

b) Sistem pernafasan: kusmau1, sianosis, pernapasan, cuping hidung, takipneu, ronkhi, produksi secret meningkat

c) Sistem kardiovaskuler: takikardi, nyeri dada, nadi lemah dan cepat, kapilary refill lambat, akral hangat/ dingin, sianosis perifer

d) Sistem gastrointestinal: kadang diare

e) Sistem integumen: sianosis, bibir kering

f) Sistem perkemihan: bak 6 jam terakhir, oliguria/ anuria

g) Sistem muskuloskeletal: tonus otot menurun, lemah secara umum

d. Pola Fungsi Kesehatan

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan: kebiasaan bab di WC/ sungai/ kebun, personal hygiene ?, sanitasi ? Keluarga perokok ?

2) Pola nutrisi dan metabolisme: anoreksia, mual, muntah, makanan teakhir yang dimakan, alergi, baru saja ganti susu, salah makan, makan berlebihan efek samping obat.

3) Pola eleminasi: bak terakhir, oliguria/ anuri

4) Pola aktifitas dan latihan

5) Pola tidur dan istirahat: susah lidur

6) Pola kognitil dan perseptual

7) Pola toleransi dan koping stress

8) Pola nilai dan keyakinan

9) Pola hubungan dan peran

10) Pola seksual dan reproduksi

11) Pola persepsi diri dan konsep diri

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perubaban membrane alveoler

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat

4. Resiko kebutuhan cairan kurang b.d intake inadekuat, hipertermi

5. Hipertermi b.d peningkatan metabolisme, proses inflamasi

6. Resiko aspirasi b.d akumulasi secret ditrakheobronkheal, sesak nafas

7. Defisit self care b.d kelemahan, kelelahan

8. Takut b.d hospitalisasi, tindakan invasive, terapi inhalasi

H. DISCHARGE PLANNING

1. Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat

a. Dosis, rute dan waktu yang cocok dan menyelesaikan dosis seluruhnya

b. Efek samping

c. Respon anak

2. Berikan informasi pada orang tua tentang cara-cara pengendalian infeksi serta cara pencegahannya

a. Hindari pemajanan kontak infeksius

b. Ikuti jadwal imunisasi

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer. dkk, Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI Jakarta. 2000

Budi Santosa, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Prima Medika

Helen Lewer, Learning to Care- 0:1 The Paediatric Ward : terjemahan, EGC Jakarta,1996

Joanne C. McCJoskey, Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby-Year Book, 1996

Judith M. Wilkinson, Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Intervention and NOC Outcomes, Upper Saddle River, New Jersey, 2005

Joyce Engel, Pocket Guide to Pediatric Assessment: terjemahan, EGC, 1998

Marion Johnson, Nursing Outcomes Classification (NOC), Mosby-Year Book, 2000

Suriadi. Asuhan Keperawatan pada Anak. CV Agung Seto. Jakarta. 2001.